Vangeline School Life
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Log in

I forgot my password

Who is online?
In total there is 1 user online :: 0 Registered, 0 Hidden and 1 Guest

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 77 on Thu Oct 03, 2024 5:42 pm
November 2024
MonTueWedThuFriSatSun
    123
45678910
11121314151617
18192021222324
252627282930 

Calendar Calendar

Poll
Latest topics
» Selamat desu~
by Fatalite L. A. M. Equinox Wed Mar 23, 2011 4:39 pm

» Habis makan apa?
by Fatalite L. A. M. Equinox Wed Mar 23, 2011 4:38 pm

» Absensi [Sehari sekali]
by Fatalite L. A. M. Equinox Wed Mar 23, 2011 4:36 pm

» Lagi apa sekarang?
by Fatalite L. A. M. Equinox Wed Mar 23, 2011 4:36 pm

» Anna Tartarus Symphonia - Female - Genius
by Christella Vanadium Sun Jan 23, 2011 6:33 pm

» Lagi ngerasa apa?
by Juan Aquila Mon Jan 03, 2011 3:53 pm

» Halo semua?
by Juan Aquila Mon Jan 03, 2011 3:52 pm

» avac live chat
by Christella Vanadium Sat Jan 01, 2011 9:52 am

» Komentarin orang diatas ^o^/
by Christella Vanadium Sat Jan 01, 2011 8:55 am

» [FRP] Welcome to Vangeline
by Nanami Fri Nov 19, 2010 6:00 pm

Affiliates
free forum Nabari no Ou
Contacts
Ada pertanyaan? Langsung saja kontak sang admin

Caramel

zzzcielo

[Orific] Tsukioka Town : Town of Fearless

Go down

[Orific] Tsukioka Town : Town of Fearless Empty [Orific] Tsukioka Town : Town of Fearless

Post by Kurtz Cozaltz Sun Oct 10, 2010 10:52 pm

Dalam rangka menambah posting disini #disepak dan mempromosikan orific gw ^^" gw mutusin buat publish disini~

Mungkin bakal gaje n jelek tapi mohon untuk komentarnya xD

Title : Tsukioka : Town of Fearless

Rated : T, for little bloody scene

Genre : Mystery/General

Main Character : Senzai Stanley, Shinryuu Yamatono, Shatomi Sora, Rikku Shaolee, Kyoushin Kitazawa, Ayano Miyuzaki

Disclaimed :

Tsukioka : Town of Fearless © Senzai Stanley (me)

Senzai Stanley © me

Shatomi Sora © Karin Ogata (My friend)

Shinryuu Yamatono © Reis Yamatono (My Friend)

Rikku Shaolee © Rikku Shaolee (My Friend)

Kyoushin Kitazawa (Kyoushin Hibari) © Michihiro Kiryuu (My Friend)

Miyuzaki Ayano © Raureif (My friend)

Shikoei Academic © us

Tsukioka Town © us

S4 © us

Warning : Gaje, Bloody scene ga niat, pergantian POV

Chapter 1, Prologue

'Aku menyukai angin malam yang bercampur dengan darah...'

~Senzai Stanley, in the night of full moon

<hr size=1 noshade>

Dibagian barat daya dari Kyoto, ada sebuah pulau kecil yang hanya dibagi menjadi sebuah kota kecil. Kota yang damai dan juga berpenduduk tidak terlalu banyak. Walaupun terasing dari dunia luar, kota ini memiliki pemandangan yang sangat indah, dan hasil sumber daya alamnya juga melimpah. Nama kota itu adalah Tsukioka

Ketika kita berjalan dan memasuki pulau, sebuah monumen berbentuk dua buah sayap berwarna hitam dan putih menyambut kita. Itu adalah simbol dari kota itu, yang entah tidak ada yang tahu apa artinya. Ketika kita masuk lebih dalam lagi, kita bisa menemukan kehidupan yang sama seperti kehidupan dikota-kota yang lainnya. Toko, pusat perbelanjaan, restoran, rumah sakit, taman hiburan, perumahan, dan semua yang biasa ada dikota-kota kebanyakan.

Ada sebuah bangunan yang menjulang tinggi ditengah-tengah kota. Bangunan itu terdiri dari beberapa gedung yang mengelilingi sebuah taman yang dipenuhi oleh bunga-bunga tampak disana. Bangunan itu adalah bangunan terbesar dipulau itu, dan menghabiskan hampir seperempat bagian dari pulau itu. Bangunan itu berubah sebuah sekolahan yang terdiri dari SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Sekolah yang sepertinya sudah berusia lama itu dinamakan Shikoei Academia dan merupakan satu-satunya sekolah dipulau itu.

Semuanya tampak normal, sejak kita masuk dari gerbang utama sampai akhirnya kita mengelilingi semua tempat yang ada disana. Dan sekarang, tentang peraturan yang berlaku dikota ini sama seperti di Jepang umumnya. Tidak boleh ada pembunuhan, perampokan, harus membayar pajak, dan yang lainnya. Tetapi, ada satu pelanggaran yang tidak bisa ditoleransi dan tidak boleh dilanggar sama sekali karena, jika melanggar konsekuensinya akan sangat buruk.

Peraturan itu adalah, tidak boleh ada satu orangpun dari penduduk kota ini yang boleh keluar dari kota tanpa seizin dari pemimpin kota itu, apapun alasannya.

...

Kita tinggalkan pengenalan kota yang mungkin membosankan itu. Karena cerita ini akan dimulai dengan memasuki daerah sekolah Shikoei Academia. Sebuah sekolah yang dipenuhi oleh beberapa anak dari semua kalangan. Baik yang kaya, miskin, pintar, ataupun bodoh. Sama seperti sekolah-sekolah yang lainnya. Dilapangan yang terbagi menjadi 4 bagian berdasarkan tingkat pendidikan itu, terlihat beberapa anak yang sedang bermain sepak bola maupun base ball. Disebelah lapangan itu, sebuah bangunan yang terdiri dari 4 lantai berdiri. Sebuah bangunan yang dikhususkan untuk semua kegiatan ekstrakurikuler mulai dari olah raga sampai keseni atau hobi. Bahkan, didekat taman yang dipenuhi oleh bunga sakura terdapat dua buah dojo yang digunakan untuk berlatih kendo dan juga judo.

Pagi hari ini, akan diadakan upacara penerimaan murid dan mahasiswa baru disekolah itu. Semua murid yang tiba disekolah segera berjalan menuju kesebuah taman utama yang tidak lain adalah taman yang berada ditengah-tengah semua gedung itu. Taman itu sangat luas, karena bisa menampung semua murid yang bersekolah ditempat itu.

"Selamat pagi..."

"Pagi..."

"Selamat pagi senpai..."

Semua murid berbincang-bincang dengan sesama murid, dan suasanapun menjadi ramai. Seorang anak laki-laki berambut putih dan mempunyai warna mata biru memasuki bagian sekolah itu. Itulah aku, biar kuperkenalkan diriku terlebih dahulu.

Namaku adalah Senzai Stanley. Nama yang aneh untuk seorang dengan kewarganegaraan Jepang bukan? Senzai memang nama yang dipakai oleh orang-orang jepang pada umumnya, dalam hal ini adalah ayahku yang berasal dari kota Tokyo. Sedangkan Stanley, nama yang terdengar kebarat-baratan bukan? Dan memang, ibuku adalah orang Inggris yang berpindah kewarganegaraan menjadi jepang setelah menikah dengan ayahku. Lalu, kenapa aku berada disekolah ini? Tentu saja karena aku adalah murid kelas 2 di Shikoei Senior High School.

Aku melihat sekelilingku, tidak ada orang yang aku kenal. Aku memutuskan untuk mengeluarkan sesuatu dari sakuku. Benda yang sepertinya tidak akan pernah lepas dari kehidupanku. Sebuah benda pembawa penyakit yang praktis untuk dibawa dan disembunyikan jika ada pemeriksaan oleh para guru --walaupun aku tahu mereka tidak akan mungkin menyitakan. Ya, sebatang rokok biasa yang aku selipkan kedalam mulut. Lalu, aku mengambil pematik yang ada disakuku dan menyalakannya.

Aku tidak perduli dengan beberapa mata yang memandangku dengan tatapan aneh ataupun sinis. Bahkan aku bisa mendengar mereka membicarakan masalah kebiasaanku ini.

"Berani sekali dia merokok dilingkungan sekolah?"

"Apakah dia juga murid baru disini?"

"Bukankah peraturan disini sangat ketat?"

Dan aku hanya bisa menyunggingkan senyuman tipis dan tetap berjalan. Aku bisa bertaruh, kalau siswa-siswi yang membicarakanku adalah murid baru yang baru saja masuk kedalam sekolah ini.

"Selamat pagi senpai..."

"Ohaiyou, senpai..."

"Oi Senzai!"

"Pagi juga..." Aku membalas sapaan dari beberapa orang yang sebenarnya tidak bisa aku ingat sama sekali nama-nama mereka tentu saja dengan senyuman yang sama. "Bagaimana dengan kegiatan nanti siang?" Aku mengobrol dengan mereka seperti biasa, dan tentu saja orang-orang yang menyapaku dengan biasa-biasa ini adalah orang-orang yang sudah mengenalku dengan baik.

"Kau ini masih saja merokok... Apa tidak takut kalau sampai ketahuan olehnya?" Aku meletakkan kedua tanganku dibagian kepala belakang dan menghela nafas.

"Untuk apa takut? Kalau dia adalah hantu ataupun setan mungkin saja aku akan melarikan diri dan pergi da---" Belum saja aku selesai mengucapkan kata-kataku, dengan indahnya sebuah pedang kayu melayang dan mengenai kepalaku dengan indah. Aku segera menoleh untuk memarahi orang itu. "Hei, apa yang ka--!"

"Coba kau ulangi sekali lagi kata-katamu tadi..." Seorang laki-laki berambut hitam dan bermata abu-abu terlihat mengacungkan sebuah pedang kayu kearahku. Tidak lupa dengan deathglare andalannya yang bahkan bisa membuat bayi 'normal' berhenti menangis.

"B-baiklah Senzai, sebaiknya aku menuju kebangunan C saja dulu. Sampai jumpa!" Anak yang bersamakupun sepertinya masih normal karena bisa merasakan tanda bahaya yang seakan terngiang-ngiang dikepalanya seakan berkata 'danger... Danger... Berhaya... Segera jauhi monster yang berwajah tampan itu dari hadapanmu!'

Yah, bagaimana mungkin aku tidak mengatakan kalau orang ini memiliki wajah diatas rata-rata? Lihat saja beberapa murid baik yang baru maupun murid lama semuanya memandangnya dengan tatapan, jika didalam komik-komik bisa digambarkan memiliki bentuk mata hati. Walaupun aku heran kenapa siswi-siswi ini tidak mempunyai alarm tanda bahaya kepadanya.

"A---ahahaha, Kyoushin ayolah... Aku sedang tidak mood untuk dimarahi olehmu." Aku meletakkan tanganku didepan tubuhku seakan menghalanginya bergerak lebih dekat lagi.

Biar kuperkenalkan 'monster berwajah tampan' ini. Namanya adalah Kyoushin Kitazawa, orang yang ditakuti seluruh orang yang berada di Shikoei atau bahkan di Tsukioka. Rambut hitam yang berantakan dengan perawakan campuran orang cina dan Jepang, membuatnya bisa dengan cepat menarik perhatian lawan jenis---walaupun sampai sekarang dia tidak pernah menemukannya dengan alasan perempuan adalah makhluk yang sangat lemah.

"Kau mau buang rokok itu sekarang, atau aku harus membuangnya dari mulutmu sekaligus dengan kepalamu?" Kyoushin menempelkan pedang kayu didaguku dan memberikan tatapan membunuh tingkat 2 yang seakan mengatakan 'Jangan membantah atau kupenggal lehermu'. "Kalau saja bisa, aku ingin menuliskan pelanggaran ini dibuku pelanggaran dasar bodoh..."

"A-ahahaha... Baik-baik, aku akan mematikannya. Tetapi, satu batang sa--"

"Apa...?" Kyoushi bersiap untuk benar-benar memenggal kepalaku dengan pedang itu. Aku segera menjatuhkan dan mematikan rokok itu. Benar-benar, kalau saja bukan karena dia aku tidak akan mungkin mengurangi ini.

"Ohaiyou, senpai!" Aku menoleh dan mendapati seorang siswi perempuan yang berambut berwarna kuning diikat dua yang menghampiriku dengan sebuah pedang ditangannya.

"Ou Ayano, akhirnya kau jadi murid SMA juga ya, kukira kau akan tetap SMP!" Aku hanya tertawa sambil mengelus kepala siswi itu. Dia terlihat menggembungkan pipinya dan wajahnya memerah. Entahlah, aku tidak pernah tahu kenapa wajahnya selalu memerah ketika melihatku.

"Tentu saja senpai bodoh! Aku tidak akan mungkin tinggal kelas bukan?"

"Kenapa tidak? Memang kau sudah yakin kalau kau sudah cukup pintar?" Kali ini aku memandang Kyoushin yang seakan menantang murid kelas 1 yang ada didepannya itu. Aku bisa memastikan kalau sebentar lagi, akan terjadi keributan yang akan susah untuk dihentikan.

"Kau bahkan tidak pernah bisa menjatuhkanku pada saat berlatih kendo!" Ayano menjulurkan lidahnya kearah Kyoushin.

"Dan memang kau pernah mendapatkan ippon dariku?"

"Kyou-kun menyebalkan!" Ayano mungkin satu-satunya orang yang berani membentak Kyoushin seperti ini.

Anak perempuan ini bernama Miyuzaki Ayano, teman kecil Kyoushin. Usianya dibawahku dan Kyoushin 1 tahun dan tahun ini dia baru saja masuk kelingkungan sma. Ayano dan Kyoushin memang sering sekali bertengkar dan tahukah bagaimana mereka menyelesaikannya?

"Ugh... Ayo kita bertarung kendo sekarang!" Tanpa babibu Ayano mengeluarkan pedang kayu miliknya dan mengacungkan pedang itu kearah Kyoushin.

"Hmph..." Kyoushin melihat kearah Ayano dengan senyum tipis dan dingin. Entah kenapa aku mendengar suara seperti 'Kyaaa!' atau 'senpai tersenyum!' Dan sebagainya. Dan ketika aku melihat kebelakang, beberapa anak----siswi sudah datang mengerubuni kami. "Baiklah, kalau itu yang kau mau..." Kyoushin mengeluarkan pedang kayunya juga. Hei, hei apa mereka tidak sadar kalau sekarang disekitar kita ada banyak orang? Bagaimana kalau mereka terluka!

"Oke cukup!" Aku berdiri diantara mereka berdua dan memisahkan mereka. Kalau tidak mereka akan menghabisi satu sama lain seperti yang mereka pernah lakukan sewaktu itu.

'Perhatian, bagi ketua S4 dan semua anggota S4 agar segera berkumpul diruangan klub untuk persiapan penerimaan siswa dan mahasiswa baru.'

Terdengar suara pengumuman dari ruangan radio yang terletak dimenara yang ada ditengah taman, dan sepertinya itu bisa membuat mereka berdua menghentikan semua ini.

Ah, aku lupa menerangkan tentang S4. S4, singkatan dari Specialized Shikoei Student Squad adalah sebuah organisasi yang dipercaya untuk mengatur semua yang berlangsung di Shikoei Academia yang itu berarti dari tingkat Elementary sampai ke perguruan tinggi. Terdiri dari 4 pemimpin dan hanya ada 2 anggota selain 4 pemimpin mereka yang entah kebetulan atau tidak memiliki kesamaan yaitu semua nama mereka diawali dengan huruf S.

"Baiklah, kalau begitu aku akan pergi du----" Aku akan pergi dari tempat itu tetapi Kyoushin langsung menarik kerah belakangku dan membawaku paksa. "H-hei Kyoushin, lepaskan aku bodoh!"

"Kau dengar? Bagi KETUA S4 dan juga anggota S4, diharapkan untuk berkumpul." Kyoushin menekankan kata-kata ketua ketika aku akan pergi----kabur darinya.

"Tentu saja itu artinya senpai tidak boleh kabur kali ini!" Ayano tertawa kecil seakan tidak terjadi apapun didepannya.

"D-dasar kalian berdua! Lepaskan aku bodoh!" Aku sedikit meronta dan berusaha melepaskan cengkraman mereka. Tetapi, sial juga karena mereka memegang tanganku dengan erat. Baiklah, aku akan melakukan perkenalan diri lagi kepada kalian. Namaku, Senzai Stanley umurku 17 tahun. Salah satu dari 4 pemimpin S4 yang memegang jabatan sebagai ketua. Walaupun begitu, aku sebenarnya tidak----sama sekali tidak mau menerima jabatan ini. Tetapi, karena suatu alasan yang rahasia, aku harus menerimanya.

-S4-

"Ah, akhirnya kalian datang juga..." Seorang siswi yang berambut hijau panjang dan bermata perak mendatangi kami bertiga. "Hm? Senzai-senpai mau kabur lagi?" Jawabnya sambil tersenyum jahil kearahku.

"Urusai.... Shato..." Aku hanya bisa berdecak sambil menyilangkan tanganku didepan dada. Namanya adalah Shatomi Sora, anak kelas 1 SMA ini adalah salah satu pemimpin S4 yang memegang jabatan sebagai sekertaris. Kegemarannya adalah mencoba hal-hal yang baru dan bersifat ilmiah. Benar-benar bertolak belakang dengan sifatnya yang kekanak-kanakan dan juga tidak dewasa.

"Kau ini, tidak pernah serius untuk melakukan pekerjaan sebagai ketua ya..." Seorang laki-laki berambut hitam dan sedikit panjang walaupun tidak sepanjang Kyoushin dan matanya yang berwarna merah darah menghampiriku. Dia melempar sesuatu kearahku dan langsung kutangkap. Sebuah blazer sekolahan dengan sebuah badge bertuliskan S4 yang dijahit di lengan kirinya.

"Kau ini, sudah dikatakan untuk memakai blazer bukan? Dan tetap tidak mau memakainya..." Orang itu hanya menghela nafas dengan raut wajah yang datar.

"Aku tidak suka dengan badge yang dijahit itu..." Aku memalingkan wajahku dari mereka. Sebenarnya dulu badge itu tidak dijahit seperti itu. Tetapi karena sifatku yang memang tidak suka dengan hal-hal yang bersifat lain daripada yang lain itu membuatku sering melepaskannya dan akhirnya mereka semua menjahit badgeku diblazer yang wajib digunakan di Shikoei ini.

"Kenapa aku harus melakukan pidato penerimaan mahasiswa dan murid baru..." Aku segera mengenakan blazer berwarna perak itu dan membenahi dasi. Ah, orang menyebalkan yang melemparku dengan blazer tadi bernama Shinryuu Yamatono. Dan ya, benar dia adalah salah satu pemimpin S4 dengan gelar wakil ketua.

"Senpai memang tidak pernah berubah ya..." Aku melihat seorang siswi yang duduk dengan tenangnya sambil menyerup teh disofa ruangan. Dia berambut hitam panjang dengan warna mata merah. Anggota terakhir yang paling pendiam dan juga paling tenang.

"Rikku, lagi-lagi kau datang tanpa diketahui semua anggota... Sebenarnya bagaimana caramu melakukan itu?" Aku hanya bisa bisa menatapnya tidak percaya. Dia memang tidak pernah diketahui datang dan perginya.

Namanya adalah Rikku Shaolee, sebenarnya nama depannya adalah Shaolee tetapi entah kenapa dia lebih suka tepatnya memaksa untuk memanggilnya dengan nama Rikku. Yah, tidak ada masalah sih aku juga bukan orang yang mau repot. Oh iya, dan jabatannya adalah salah satu dari pemimpin S4 dengan jabatan bendahara. Dengan suatu alasan yang juga tidak bisa dikatakan, S4 tidak pernah menerima anggota lain. Dan pengecualian bagi Kyoushin dan juga Ayano.

"Baiklah, upacara akan dimulai sebentar lagi..." Aku mencoba untuk membenahi dasiku yang masih kusut itu. "Kita harus segera----" Aku terkejut ketika melihat dari cermin, Kyoushin dan yang lainnya kecuali Rikku menatapku dengan tatapan penuh arti. "A--Ada apa dengan tatapan kalian itu?"

"Daripada dasi yang kau benahi, lebih baik benahi yang lainnya Senzai..." Kyoushin hanya tersenyum sinis dan mendekatiku begitu juga yang lainnya. Aku punya firasat buruk mengenai ini.

"T-tunggu dulu teman-teman apa yang kali--- GAH!!!" Dan aku bisa memastikan kalau hari itu adalah hari sialku diawal tahun.

-S4-

'Para anggota S4 dipersilahkan untuk berjalan kedepan lapangan.'

Satu per satu semua anggota S4 mulai dari Kyoushin, Ayano, Rikku, Shatomi, Dan Shin berjalan menuju ketempat yang memang biasa disiapkan untuk kami. Bisa kudengar dari belakang----karena memang sebagai ketua aku harus keluar belakangan beberapa siswi baru ada yang mulai berbisik-bisik sambil melihat kearah Shin dan juga Kyoushin. Memang, mereka berdua benar-benar populer dikalangan Shikoei Academia. Kalau murid lama, tidak perlu lagi ditanya, bahkan sudah ada yang membentuk fans club untuk mereka berdua.

Bahkan ada yang berkata jika beberapa diantara para fans ada yang membuat doujinshi Yaoi tentang mereka.

...

Lupakan apa yang aku katakan barusan.

Aku harus keluar dan berjalan menuju kedepan. Sebenarnya aku benar-benar risih dengan penampilan seperti ini. Aku berjalan dari kegelapan gedung aula, hingga akhirnya berjalan menuju ketengah lapangan dengan penampilan hasil 'penganiayaan' mereka. Rambut yang sebelumnya memang aku biarkan turun dan sedikit menutupi mataku sekarang disisir kebelakang oleh mereka. Lalu, kacamata yang menutupi mata biru lautku itu dilepas oleh mereka dan diganti dengan soft lense yang menurutku sangat mengganggu.

Semua orang yang melihatku langsung berbisik-bisik terutama para siswi. Entah hanya perasaanku saja atau memang mereka menatapku dengan wajah yang memerah. Ayano dan yang lainnya memang pernah mengatakan kalau penampilanku seperti ini lebih----jauh lebih menarik daripada penampilanku yang biasanya. Tetapi, hal itulah yang malah membuatku risih dengan semua tatapan murid-murid kepadaku.

Ketika aku sampai didepan, aku segera berdiri disebelah Shin dan hanya melihat kearah depan.

"Bagaimana rasanya berubah penampilan lagi Senzai?" Tanya Shin sedikit berbisik kearahku.

"Urusai Shin...." Aku hanya memberikan tatapan membunuh tingkat satu yang hanya dibalas olehnya dengan dengusan kecil.

TRRRRR....

"Ah maaf..." Shato yang sepertinya mendapatkan email masuk dari handphonenya mengambil dan membuka handphonenya. Dia melihat layar handphonenya sejenak dan tersenyum dingin, memandangku dan mengangguk. Aku bisa melihat semua anggota hanya diam, tetapi terlihat senyuman kecil di bibir mereka, menandakan kesenangan akan dimulai hari ini. Tentu saja aku juga merasakan kesenangan ini dan tidak sabar menunggunya tiba.

-Normal POV-

----Malam harinya...

Terlihat seorang anak perempuan berusia kira-kira 16 tahun berlarian ditengah kegelapan malam. Terlihat juga ditengah cahaya bulan purnama yang saat itu menyinari sebagian tempat di sudut kota itu wajah ketakutan yang ditunjukkan anak itu seakan-akan melihat setan didepan matanya. Tanpa sadar, dia sudah berada disebuah gang sempit yang berada diantara dua gedung. Dengan nafas yang terengah-engah dia menatap kearah belakangnya.

"J-jangan... Jangan bunuh aku..."

Terlihat dua orang berdiri dimulut gang itu dan membelakangi cahaya bulan. Seseorang diantara mereka yang merupakan laki-laki memegang sebuah schyte besar yang bahkan mata runcingnya terlihat melengkung seakan melingkari tubuh laki-laki itu. Sedangkan seorang perempuan yang juga berdiri disamping laki-laki itu membawa seutas benang tipis yang menyerupai kawat.

"Waktumu sudah tiba... Kau harus kembali ketempat asalmu..." Suara yang sepertinya sangat familiar itu mengagetkan perempuan tadi dan dia melihat kearah laki-laki itu.

"Kau----!"

BANG!

Dari arah atas, tiba-tiba sebuah peluru tepat mengenai pelipis kiri siswi itu dan menyebabkannya terjatuh begitu saja ketanah. Terlihat, 4 orang berdiri disisi atas bangunan dan salah satunya memegang sebuah senapan laras panjang. Senyuman dingin tersungging dibibirnya dan dia hanya menaruh kembali pistol itu.

"Lagi-lagi senpai yang beraksi... Tidak menarik..." Terlihat siluet bayangan seorang perempuan yang mempunyai model rambut yang diikat dua yang tidak lain adalah Miyuzaki Ayano.

"Dia memang egois..." Seseorang dari mereka yang membawa dua buah pedang kecil hanya menyilangkan tangannya. Dan ketika bulan menyinari wajahnya, terlihat kalau orang itu adalah Kyoushin Kitazawa.

"Ini semua sebagai hukuman karena kalian sudah mempermainkanku bodoh..." Orang yang menembak mereka tadi langsung menggunakan kacamata dan mengeluarkan sebuah kartu bergambar sayap hitam dan juga putih yang saling berhadapan seperti pada monumen yang berdiri didepan pulau. "Ah... Aku paling senang menghirup udara malam yang bercampur darah seperti ini..." Dia tersenyum dingin, dan wajahnya tampak jelas ketika bulan yang sejenak tertutup awan menyinari tempat itu lagi. Mata biru lautnya menatap kearah mayat yang tidak berdaya tadi, dan juga rambut putihnya tampak tertiup angin malam itu. Orang itu, tidak lain adalah ketua dari kelompok yang sering dikenal sebagai S4, Senzai Stanley.

"Mission... Complete..." Dari atas gedung, dia menjatuhkan kartu itu tepat disebelah mayat yang bersimbah darah. Shinryuu Yamatono dan juga Rikku Shaolee yang tadi berada dibawahpun terlihat diam dan pergi begitu saja dari tempat itu.

"Kota Tsukioka, adalah sebuah kota yang terletak dipulau yang terpencil. Sebuah kota yang damai dan juga tenang, dan memiliki pemandangan laut dan gunung yang sangat indah. Dikota itu, terdapat satu sekolah yang sangat besar bernama Shikoei yang diatur sepenuhnya oleh sebuah organisasi yang disebut sebagai S4 atau kepanjangan dari Specialized Shikoei Student Squad. Pada saat pagi dan siang hari, S4 selalu tampak seperti sebuah organisasi siswa biasa yang sama dengan organisasi lainnya.

Ketika malam tiba, kota itu menjadi kota yang mencekam. Setiap hari ada 1 orang yang dibunuh secara misterius dengan satu kesamaan pada korban. Yaitu, dengan ditemukannya sebuah kartu yang tergeletak disebelah mayat. Kartu yang mengingatkan semua masyarakat tentang monumen yang ada didepan pulau yang berupa sepasang sayap berwarna hitam dan putih. Tidak pernah ada yang tahu siapa yang melakukan itu...

Dan tanpa mereka ketahui, semua kejahatan itu dilakukan oleh 6 remaja yang terlihat seperti remaja kebanyakan, dan merupakan anggota dari sebuah organisasi bernama S4, yang mempunyai arti sebenarnya sebagai Specialized Shikoei Shinigami Squad. Tidak pernah dan tidak akan pernah ada yang tahu tentang hal itu...
Kurtz Cozaltz
Kurtz Cozaltz

Jumlah posting : 289
Points : 13
Birthday : 1991-10-10
Join date : 2010-10-10
Age : 33

Character sheet
Name: Kurtz Cozaltz
Umur: 17 tahun
Tipe Murid: Athlete

Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum